Baru- baru ini kta dikejutkan dengan gambar pulau-pulau di Indonesia yang dihubung- hubungkan dengan gerakan orang sholat. Disebutkanlah bahwa, gambar peta Negara Indonesia menyerupai menyerupai takbir seperti pada pulau sumatera, gerakan sujud lebih mirip dengan puau Borneo, dan lain- lain. Bukankah ini mengarut?
Pulau- pulau tersebut tidak sama sekali mirip gerakan sholat. Ini adalah suatu kebohongan dan kepalsuan yang bisa menjalar dan menjadi borok di segala lapisan masyarakat. Bagaimana pun juga minset seperti ini kalau berkembang di masyarakat, maka masyarakat ketika mengerjakan sholat, maka akan mengurangkan kekhusyu'an, karena ada pulau dalam ingatan mereka.
Sedangkan shalat itu adalah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”
Bukan kah Allah telah berfirman dalam Alqur'an:
“Dirikanlah shalat, sungguh ini merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisaa’: 103-104)
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’ dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu;Berbuatlah kebaikan supaya kamu mendapatkan kemenangan” (QS. Al-Hajj: 77)
Istilah shalat berasal dari kata kerja “Shalaah” yang menyatakan suatu perbuatan dan orang yang melakukan disebut Mushallin, sementara pusat tempat melakukannya disebut Mushala.
Shalat merupakan suatu perbuatan memuliakan Allah yang menjadi suatu tanda syukur kaum muslimin sebagai seorang hamba dengan gerakan dan bacaan yang telah diatur khusus oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak boleh diubah kecuali ada ketentuan-ketentuan yang memperbolehkannya.
Kalau kita terlaah lebih jauh, tidak ada satu pernyataan dalam Alqur'an dan Hadist yang menguatkan tentang gerakan sholat yang mirip dengan pulau- pulau tersebut.jadi berhentilah untuk menghubung- hubungkan sesuatu yang mengarut atau mengada- mengada yang akhirnya boleh menjerumuskan kepada satu perbuatan syirik.
Na'uzubillah..hi minzaliq..!!
Pulau- pulau tersebut tidak sama sekali mirip gerakan sholat. Ini adalah suatu kebohongan dan kepalsuan yang bisa menjalar dan menjadi borok di segala lapisan masyarakat. Bagaimana pun juga minset seperti ini kalau berkembang di masyarakat, maka masyarakat ketika mengerjakan sholat, maka akan mengurangkan kekhusyu'an, karena ada pulau dalam ingatan mereka.
Sedangkan shalat itu adalah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”
Bukan kah Allah telah berfirman dalam Alqur'an:
“Dirikanlah shalat, sungguh ini merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisaa’: 103-104)
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’ dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu;Berbuatlah kebaikan supaya kamu mendapatkan kemenangan” (QS. Al-Hajj: 77)
Istilah shalat berasal dari kata kerja “Shalaah” yang menyatakan suatu perbuatan dan orang yang melakukan disebut Mushallin, sementara pusat tempat melakukannya disebut Mushala.
Shalat merupakan suatu perbuatan memuliakan Allah yang menjadi suatu tanda syukur kaum muslimin sebagai seorang hamba dengan gerakan dan bacaan yang telah diatur khusus oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak boleh diubah kecuali ada ketentuan-ketentuan yang memperbolehkannya.
Kalau kita terlaah lebih jauh, tidak ada satu pernyataan dalam Alqur'an dan Hadist yang menguatkan tentang gerakan sholat yang mirip dengan pulau- pulau tersebut.jadi berhentilah untuk menghubung- hubungkan sesuatu yang mengarut atau mengada- mengada yang akhirnya boleh menjerumuskan kepada satu perbuatan syirik.
Na'uzubillah..hi minzaliq..!!
0 komentar:
Posting Komentar